Sabtu, 20 April 2013

Puisi Karyaku

Pantai
Kau adalah tempat yang terindah
Yang menjadi tempat berpariwisata
Pemandangan yang indah
Membuat semua orang mengunjungimu

Ombak air yang bergerak menuju daratan
Sejuknya angin berhembusan
Serta tak lupa lagi
Pemandangan yang indah
Pada saat matahari terbit dan tenggelam

Walaupun sudah menjelang sore hari
Orang-orang yang berkunjung disana
Tidak akan pulang kerumah masing-masing
Karena keindahan disekitarmu

Membuat hati seorang merasa gembira



Malam Telah Tiba
Matahari sudah tak terlihat lagi
Hanya bulan dan bintang
Yang menghiasi langit yang gelap
Tetapi bumi kan terasa terang
Karena ada bulan dan bintang

Pada saat ku keluar dari rumah
Sungguh hembusan angin yang sejuk
Telah menyambutku di luar rumahku
Ku melihat keatas langit
Terlihat bintang berkelap-kelip

Oh….Indahnya malam ini
Bagaikan ku sedang bermimpi
Terima kasih Tuhan
Atas alam yang telah kau beri



Air
Merupakan kebutuhan makhluk hidup yang sangat penting
Karena apabila tidak ada air
Entah bagaimana nasib yang akan diderita oleh makhluk hidup
Apakah mereka akan masih hidup ataukah tidak

Tentu saja mereka akan mati
Karena air itu adalah sumber kehidupan
Bagi setiap makhluk hidup
Jagalah air itu agar tidak tercemar




Kata Cinta
Jika tuhan menghendaki
Jika orang tua merestui
Jika saudara menyetujui
Mari bersama kita membuat

            Membuat kata yang indah
            Yang dimulai dengan huruf C
            Beranggotakan 5 huruf
            Kata yang sangat dinantikan

Satu persatupun kususun hurufnya
Akan membentuk sebuah kata
Kata yang mendembakan
Yaitu kata CINTA




Sahabat
Jika aku merasa sedih
Jika aku merasa gundah
Dan jika aku merasa bahagia
Kau kan slalu ada disampingku

            Sahabat
            Rindu yang terdalam
            Adalah rinduku kepadamu
            Walaupun setiap hari kubertemu denganmu

Dunia kan terasa sepi
Tanpa kau disampingku
Kuingin kau slalu bersamaku
Jangan pernah kau tinggalkan aku sendiri



Rindu

Walau awan yang cerah
Telah mendampingiku
Walau bunga yang indah
Telah menghiburku

Tetapi hanya satu pintaku
Yaitu bertemu denganmu
Rindu yang mendalam
Rindu yang kupendam

Kuingin kau menghampiriku
Wahai seorang yang kurindukan
Tetaplah bersamaku slalu
Berada disisiku selalu


Alam

Alamku
Kau tersusun atas pepohonan yang rindang
Sawah, gunung, dan lembah
Yang telah kulewati

Terasa aku sedang bermimpi
Melihat keindahan
Yang menyejukkan hati
Terasa ku ada disurga

Aku berterima kasih
Kepada yang Kuasa
Atas karunia yang telah diberinya
Akan ku jaga dan melestarikannya selalu


Menjelang Pagi

Matahari mulai terbit dari ufuk timur
Ayam-ayam sudah mulai bersuara
Wahai manusia ayolah kita bangun
Dari tempat tidur yang terindah
Dan kita siap untuk menjalankan aktivitas dipagi ini



Sedih

Sedih ku sedih          
Meratapi kekesalan ini
Kau pergi begitu saja
Tanpa kata perkata

Tak ada orang yang peduli
Dengan kesedihan ini
Tetapi aku pun tetap tegar
Menghadapi kekesalan ini
Karena dirimu kasih


Kehilangan Sesuatu

Kesana kemari aku mencari
Suatu benda yang ku cari
Benda berbentuk persegi panjang
Tertulis tentang identitasku

Aku ingin menemukannya
Tetapi aku lupa
Melatakkannya dimana

Oh Tuhan……………..
Bantulah aku mencarinya
Mencari benda yang sangat penting
Yang sangat-sangat aku perlukan


Kerinduanku

Terdiam seorang diri
Terlamun seorang diri
Seperti orang yang linglung
Terbayang-bayang wajahmu
Terkejut oleh tetesan air
Itu semua karna dirimu
Yang telah meninggalkan
Aku sendiri disini

Ku coba melupakanmu
Tetapi kutetap tidak bisa
Karna hanya kamu
Yang slalu ada dilubuk hatiku


Mengingatkanku Padamu

Kudengar lagu di hari ini
Ku buka daftar musikku
Kupilih satu lagu yang istimewa
Yang berjudul “Puisi Cinta”

Saat kudengar lagu itu
Teringat tentang dirimu
Alunan nada yang merdu
Membuatku terasah seduh


Itulah yang mengingatkanku
Lagu yang indah
Lagu yang kita nyanyikan bersdua
Pada saat kita bersama


Keluargaku Permataku

Pagi hingga malam ku slalu bersama
Bergembira bersama, bercanda bersama,
Bersedih bersama, bersusah payah bersama,
Itulah kebersamaanku dengan keluargaku

Keluargaku juga permataku
Yang slalu ku jaga,
Kulindungi selalu,
Bagaikan permataku yang indah

Tanpa keluargaku, ku tak bisa hidup
Tanpa kasih sayang keluargaku
Ku tak bisa sebesar sekarang
Keluargaku sangatlah berarti bagi hidupku


Pohonku

Pohon yang rindang, hijau dan segar
Tertancap di tanah, akarnya tertimbun oleh tanah
Bagian-bagiannya sangatlah bermanfaat
Bagi orang yang menanamnya

Kusiram dengan air sehari sekali
Kuberi pupuk, ku rawat slalu
Hingga tumbuh besar dan kokoh
Itulah caraku untuk merawatnya

Agar tidak tumbang dengan sia-sia
Agar aku mendapatkan kesejukan
Setiap harinya………..


Taman

Kulihat kau begitu indah dan luas
Warna-warni mengiringi keindahan
Kupu-kupu berterbangan kesana-kemari
Bunga bermekaran sepanjang hari

Kuingin engkau tetap seperti ini
Terlihat indah untuk dipandang
Telihat mudah untuk dirawat
Begitulah taman di sekolahku

Walaupun mentari mulai tenggelam
Akupun masih ada di sana
Menikmati kesejukan taman sekolah
Anugrah dari yang kuasa

Oh…Taman sekolahku
Indah dan sejuk
Oh…Taman sekolahku
Akan kulestarikan selalu

Cerpen

Pencuri Prangko Oscar
Oleh : Maria Theresia Lahur


            Oscar kebingungan. Ia membolak-balik kedua album prangkonya. Ditelitinya satu demi satu prangkonya. “ Hmm,mungkin prangko itu terselip,” katanya dalam hati. Tapi, beberapa menit kemudian wajahnya nsampak kecewa. Nampaknya prangko itu benar-benar hilang. Prangko itu dari negeri Belanda, harganya satu gulden. Di prangko itu ada gambar deretan kincir angin di tengah taman yang dipenuhi bunga tulip beraneka warna. Oscar mendapat prangko itu dari surat kiriman Paman Kemal, adik ayah yang tinggal di Belanda. Oscar benar-benar merasa sedih.
            Bagaimana mungkin prangko itu bisa hilang? Batin Oscar. Apakah salah satu dari temannya telah mencuri prangko itu? Ah, Oscar merasa temannya telah mencuri prangko itu? Ah, Oscar merasa bersalah telah menuduh mereka.
            Tadi siang di sekolah, Oscar, Ranu, Doni, dan Bobi sepakat untuk tukar-menukar prangko koleksi mereka. Mereka sama-sama mempunyai hobi mengoleksi prangko. Keesokan harinya, Oscar menceritakan tentang prangkonya yang hilang kepada ketiga temannya.
            “ Aku  punya prangko seperti itu. Tanteku yang tinggal di Amsterdam mengirimku,” kata Bobi. “ Ehm …… aku juga punya, tapi aku membelinya di penjual prangko bekas di depan kantor pos lama seberang Pasar Baru,” Ranu menimpali.
            Oscar tambah menyesal, mengapa ia tidak teliti dalam mengurus prangkonya. Sepulang sekolah, Doni menghampirinya. “ Sebenarnya aku ingat, yang punya prangko itu hanya dua orang. Tapi aku lupa, di album siapa saja kulihat prangko itu. Sayang sekali, salah satu dari teman kita telah mencurinya darimu,” kata Doni.
            “ Tapi, bagaimana kita membuktikannya?” Tanya Oscar. “ Aku ada ide …” jawab Doni. Doni ingin barter prangko lagi, maka ia menyuruh ketiga temannya untuk membawa album prangko mereka. Di taman sekolah, mereka saling melihat isi album prangko lagi. Tiba-tiba Doni berkata, “ Maafkan aku, Bob. Tapi kau telah mencuri prangko Oscar!”
            Semua terkejut. Bobi segera membantah dengan keras, “Enak saja kau menuduhku. Mana buktinya?”
            “ Katamu kemarin tantemu tinggal di Amsterdam. Tapi stempel prangko yang terbaca disini adalah ‘tterdam’,” kata Doni sambil menunjuk tulisan stempel diatas prangko. Semua bergantian melihatnya dengan teliti           
            “ Oscar dimana pamanmu tinggal?” Tanya Doni.
            “ Rotterdam,” jawab Oscar.
“ Seperti yang kita tahu, kata Amsterdam hanya memiliki satu t. sedangkan Rotterdam memiliki dua t. Bagaimana?” jelas Doni dengan tenang.
Bobi terdiam. Menunduk.
“ Memang aku mencurinya. Maafkan aku, Oscar,” katanya pelan. Bobi menyerahkan prangko Belanda itu pada Oscar.
“Ini kukembalikan prangkomu …..
Gambar prangko ini sangat bagus sehingga aku sangat ingin memilikinya, tapi aku yakin kau tidak mau menukarnya,” jelas Bobi.
    “Sudah, aku memaafkanmu. Tapi kau jangan mencuri lagi. Kalau kau sangat mengingikannya, aku akan minta Paman Kemal untuk mengirimnya lagi. Bagaimana? “ Oscar menawarkan.
            “Bagaimana dengan aku? Aku juga mau!” Doni berteriak riang.”
            “Tentu saja. Agar menjadi kenang-kenangan untuk kita,” jawab Oscar.
            “Tapi, tunggu dulu, Bob! Mengapa kau tidak mengambil prangko saja?” Tanya Ranu.
            “Buat apa mengambil prangkomu? Warnanya sudah kusam,” jawab Doni lagi.
            “Ha..ha..ha,” semua tertawa geli mendengar jawaban Doni.” Awas kau, Don!” kata Ranu gemas.


by : buku