Minggu, 25 September 2016

Materi Passive Voice Kelas XII


PASSIVE VOICE

The “Passive Voice” is a grammatical construction in which the subject of a sentence or clause denotes the recipient of the action rather than the performer. Active voice is a more regularused in life everyday rather than passivevoice. Passive voice is used because theobject of active voice is more important rather than the subject. Many language critics and language-usage manuals discourage use of the passive voice. In English this advice is not usually found in older guides, emerging only in the first half of the twentieth century.

Example:

- Active : we fertilize the plants every 3 months

- Passive : the plants is fertilized by us every 3 months

According to the example above, we can see that:

  1. The object in active voice (the plants) become subject in passive voice.
  2. The subject in active voice (we) become object in passive voice. And there is change from subject pronoun ‘we’ become object pronoun ‘us’ .
  3. Verb1 (fertilize) in active voice become verb3 (fertilized) in passive voice.
  4. Added tobe ‘is’ in front of verb3. Tobe that used depend on the subject in passive voice and tenses that used.
  5. Added ‘by’ after verb3. but, if the object in passive voice assumed unimportant or not known, so the object is usually not used and so is ‘by’ .
  6. Special for progressive sentences (all continuous tenses) necessary add ‘being’ in front of verb3, if not added “being”, the tenses will change, not progressive/continuous anymore.

According to the six above, the pattern of passive voice is:

Subject + be + Verb3 + by + Object + Modifier




The passive voice in each tense :

Tense
Auxiliary verb + sample V3 (past participle)
Examples
Present simple
am, is , are + made
Wine is made from grapes.
Many cars are made in Japan.
Present progressive
am, is , are + being + sent
The document is being sent right now.
I am being sent to work in the London office.
Past simple

was, were + invited
John was invited to speak at the
conference.
We were invited to Daniel and
Mary’s wedding.

Past progressive

was, were + being +
washed
The dog was being washed
when I got home.
Their cars were being washed
while they were in the mall
shopping.
Future (will)

will be + signed
The contract will be signed tomorrow.
The documents will all be signed by next week.
Future (going to)

am, is , are + going to be + built

A bridge is going to be built within the next two years.
New houses are going to be built in our neighborhood.
Present perfect
has, have + been + sold

That start-up has been sold for $5 million.
The rights to his book have been sold for $250,000.
Past perfect

had + been + hired

The new manager had been hired before John left the company.
All the employees had hired before the store opened.
Future perfect

will + have been + finished

The car will have been loaded by the time he gets home.
The crates will have been loaded by then.
Modals : can/could
can, could + be + issued
A passport can only be issued at the embassy.
He said the documents could be issued within the week.
Modal : have to
have to, has to, had to + be + arranged
A babysitter has to be arranged for this evening.
Joan’s travel plans have to be arranged by December.
Modal : must

must + be + stopped
Criminals must be stopped
before they commit crimes.



Not every passive verb can or should be made active. Sometimes you simply don’t know who or what performed an action, or you deliberately want to obscure who performed an action. Sometimes you want the focus of a sentence to be the recipient, such as when who did an action is unimportant or less important than to whom it was done. A passive verb puts the recipient right up front in the sentence where it gets attention:

Examples :

  • Ten people were killed in the plane crash.
  • Tracy was featured on the TV nightly news.
  • George was born on April 27th.

The passive is also customary in many expressions where a writer or speaker may choose to be vague about assigning responsibility:

Examples :

  • Flight 107 has been cancelled.
  • Mistakes were made.
  • The check was lost in the mail.

So when is it OK to use the passive?

Sometimes the passive voice is the best choice. Here are a few instances when the passive voice is quite useful:

  1. To emphasize an object.
    Take a look at this example: 100 votes are required to pass the bill.
    This passive sentence emphasizes the number of votes required. An active version of the sentence ("The bill requires 100 votes to pass") would put the emphasis on the bill, which may be less dramatic.
  2. To de-emphasize an unknown subject.
    Consider this example: Over 120 different contaminants have been dumped into the river.
    If you don't know who the subject is - in this case, if you don't actually know who dumped all of those contaminants in the river - then you may need to write in the passive.
  3. If your readers don't need to know who's responsible for the action.
    Here's where your choice can be difficult; some instances are less clear than others. Try to put yourself in your reader's position to anticipate how he/she will react to the way you have phrased your thoughts.
    Here are two examples:

  • Baby Sophia was delivered at 3:30 a.m. yesterday. (passive)
  • Dr. Susan Jones delivered baby Sophia at 3:30 a.m. yesterday. (active)
    The first sentence might be more appropriate in a birth announcement sent to family and friends—they are not likely to know Dr. Jones and are much more interested in the "object"(the baby) than in the actor (the doctor). A hospital report of yesterday's events might be more likely to focus on Dr. Jones' role.



Source :

http://biarmiakbar.blogspot.co.id/2013/10/makalah-bahasa-inggris-passive-voice.html?m=1

Jumat, 16 September 2016

Faktor dan Gejala Globalisasi - Antropologi

1. Faktor-Faktor Penyebab Globalisasi

  1. Faktor Ekstern
    Faktor ekstern munculnya globalisasi berasal dari luar negeri dan perkembangan dunia. Faktor tersebut sebagai berikut.

  1. Perkembangan IPTEK.
  2. Penemuan sarana komunikasi yang semakin canggih.
  3. Kesepakatan internasional tentang pasar bebas.
  4. Modernisasi atau pembaruan di berbagai bidang yang dilakukan negara-negara di dunia memengaruhi negara lain untuk mengadopsi atau meniru hal yang sama.
  5. Keberhasilan perjuangan prodemokrasi di beberapa negara di dunia sedikit banyak memberi inspirasi bagi munculnya tuntutan transparansi dan globalisasi di sebuah negara.
  6. Meningkatnya peran dan fungsi lembaga-lembaga internasional.
  7. Perkembangan HAM.

  1. Faktor Intern
    Faktor ekstern munculnya globalisasi berasal dari dalam negeri. Faktor tersebut sebagai berikut.

  1. Ketergantungan sebuah negara terhadap negara-negara lain di dunia.
  2. Kebebasan pers.
  3. Berkembangnya transparansi dan demokrasi pemerintahan.
  4. Munculnya berbagai lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakat.
  5. Berkembangnya cara berpikir dan semakin majunya pendidikan masyarakat.

2. Gejala Globalisasi
     Ritzer (dalam Martono, 2012:99) menjelaskan gejala globalisasi dengan berberapa konsep, yaitu :

  1. Globalisasi versus Glokalisasi
    Globalisasi dapat dilihat sebagai sebuah ekspansi (perluasan) dari kebiasaan-kebiasaan umum (homogenitas).
    Glokalisasi meliputi interaksi dari banyak budaya lokal dan global untuk menciptakan sejenis karya tiruan atau sebuah campuran yang menimbulkan sebuah homogenitas yang sering dihubungkan dengan imperalisme budaya untuk menempatkannya dalam cara lain.
    Contohnya, sebuah logo tim sepak bola dari luar negeri yang terdapat dalam batik Pekalongan dan beberapa batik daerah lainnya. ( blog.unnes.ac.id )
  2. Kapitalisme
    Perusahaan-perusahaan kapitalis yang berupaya untuk memperluas ekspansi pasar agar tidak gulung tikar dengan memasuki negara-negara lain misalnya, Freeport, Epson Mobil, Petronas, Carrefour, dll.
    3. McDonaldisasi
    Adalah sebuah proses yang sesuai dengan prinsip-prinsip restoran cepat saji yang semakin lama semakin mendominasi berbagai sektor dari masyarakat Amerika ke sejumlah masyarakat lainnya di seluruh dunia misalnya, McDonlad’s, KFC, dll.


    4. Amerikanisasi
    Dapat diartikan sebagai proses pengembangbiakan ide-ide, kebiasaan, pola-pola sosial, industri, dan model Amerika ke seluruh dunia misalnya, wisata baru di Kenpark Surabaya yaitu Atlantis Land Park.



Resensi Buku Kumpulan Cerpen "Seutas Ganal"


Judul Resensi  : Bermain Imajinasi
Judul Buku      : Seutas Ganal
Penulis             : Yolla Miranda
Peberbit           : CV Andi Offset
Cetakan ke      : Satu
Resensi            :
            Seutas Ganal adalah kumpulan cerpen yang ditulis oleh jari-jari muda Yolla Miranda yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Jangan memandang remeh gadis keccil ini, Anda akan mengeleng-gelengkan kepala setelah membaca buku pertamanya ini. Rasa takjub akan muncul setelah seluruh isi buku ini Anda baca. Yolla Miranda menulis buku ini seperti ingin menyihir pembaca untuk masuk ke dalam dunia khayalannya. Suatu benda mati disulapnya menjadi sesosok makhluk hidup. Sebaliknya, sesosok makhluk hidup disulapnya menjadi benda mati.
            Isi buku ini menceritakan banyak hal seperti upacara pemakaman (Rambu Solo), tarian tradisional Maluku yang ditarikan anak-anak daerah setempat di waktu senja, seorang gadis yang memotong jari jempolnya sebagai pertanda telah kehilangan anggota keluarga (adat Papua), kritikan pada masyarakat zaman sekarang yang tidak lagi melestarikan suatu kesenian (Sendratari Ramayana). Itu beberapa cerpen yang menceritakan kebudayaan di Indonesia.
Ada juga yang menceritakan benda mati menjadi sesosok makhluk yang hidup seperti lengan yang selalu setia walaupun jika lengan tersebut mengalami kesalahan akan dicaci oleh pemiliknya, lengan tersebut berbicara mengenai nasibnya tersebut. Dan ada benang yang kualitasnya paling rendah dari benang lainnya. Benang tersebut mencoba mencari keburuntungan untuk hidupnya.
Ada juga yang menceritakan perjalanan untuk meraih tujuan seperti, seorang yang mempunyai masa lalu suram, kemudian bangkit merubah hidupnya menjadi sukses. Dan seorang gadis, mengumpulkan uang untuk melihat musim salju, dan sebagainya.

Resensi Novel Negeri Van Oranje




Judul Resensi  : Alur Cerita yang Menarik

Judul Buku      : Negeri Van Oranje

Penulis             : Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Annisa Rijadi, Rizki Pandu Permana

Peberbit           : PT. Bentang Pustaka

Cetakan ke      : Tiga pada Oktober 2014

Resensi            :

            Penulis ‘Negeri Van Oranje’ seperti menceritakan pengalamannya sendiri selama kuliah di Belanda. Hal tersebut bisa terlihat dari penjelasan singkat tentang penulis. Dalam novel ini diceritakan lima mahasiswa Indonesia yang merantau ke Eropa untuk mengejar gelar S-2. Pernah dalam pikiran mereka terlintas untuk apa pulang ke Indonesia? Mereka menjalani susah senangnya dengan keteguhan hati. Mulai dari harus tidur malam karena paper, kurang tenaga karena harus mengayuh sepeda bolak-balik kampus berkilo-kilo meter, bekerja paruh waktu karena kekurangan uang, hingga persoalan sulit mengenai cinta dalam persahabatan mereka. Persamaan nasib mahasiswa rantauanlah yang menjalin erat persahabatan mereka.

            Penjabaran ceritanya sangatlah masuk akal. Mereka mahasiswa rantau menjalani apa yang menjadi tujuannya dengan penuh susah payah dan akhirnya bisa meraih titik puncaknya, keberhasilan mencapai gelar S-2 dan pekerjaan yang sesuai jurusannya. Menariknya cerita ini memperlihatkan bagaimana kehidupan mahasiswa rantau di Eropa dan keadaan Negeri Van Oranje tersebut.
            Tetapi ada juga beberapa paragraf yang sulit dipahami jalan ceritanya. Pembaca harus meniliti makna perkalimat yang ingin disampaikan penulis, sehingga pembaca faham. Tetapi penulis memberikan keringanan dalam paragraf berikutnya untuk memahami jalan cerita paragraf yang sulit dipahami sebelumnya.